Shalawat Terbaik *

Sebagian orang menilai tidak baik shalawat-shalawat yang diamalkan umumnya umat Islam semisal Shalawat Nariyah, Shalawat Thibbil Qulub, Shalawat Nahdlatain dan lain-lain. Alasannya sederhana, yaitu Rasulullah Saw. telah mengajarkan bacaan shalawat (Shalawat Ibrahimiyah) sehingga tidak baik mengamalkan bacaan shalawat lain yang tidak pernah diajarkan beliau. Lalu bagaimana menanggapinya?.

Memang benar Rasulullah Saw. telah mengajarkan bacaan khusus untuk bershalawat kepada beliau, akan tetapi penting dimengerti bahwa di waktu yang bersamaan beliau tidak membatasi shalawat hanya dengan lafaz tersebut dan melarang lafaz-lafaz lainnya. Karena, shalawat tergolong doa, dan bacaan doa secara umum tidak pernah dibatasi lafaznya oleh Rasulullah Saw. meskipun beliau telah mengajarkan beberapa lafaz doa yang beragam bunyinya. Di dalam Shahih al-Bukhari bahkan diriwayatkan, Rasulullah Saw. mengajarkan doa tertentu seusai bacaan tahiyat (menjelang salam) kemudian beliau memerintahkan untuk melanjutkannya dengan bacaan doa apa saja yang dikehendaki. Artinya, seakan-akan beliau ingin mengatakan: Jangan cukup dengan lafaz doa yang aku ajarkan saja, melainkan tambahlah ia dengan lafaz-lafaz doa lain yang kalian sukai!.

Jika bacaan doa di dalam shalat saja dibebaskan dan tidak dibatasi, maka lebih-lebih bacaan shalawat di luar shalat yang sebetulnya juga masuk dalam kategori doa. Sehingga, janganlah cukup dengan Shalawat Ibrahimiyah saja, tapi baca dan amalkanlah shalawat-shalawat lain yang dikehendaki dan disukai. Yang penting, bacalah dengan hati yang penuh rindu dan cinta kepada Baginda. Karena doa terbaik adalah doa yang dipanjatkan sepenuh hati meski berbahasa asing sekalipun, maka begitu pula shalawat terbaik adalah shalawat yang diamalkan sepenuh cinta dan rindu kepada Rasul yang mulia, meski lafaznya tidak bersumber dari Baginda.

_______________

* Disampaikan di Masjid Besar at-Taqwa Pancor Lombok Timur pada tanggal 1 Januari 2019.