Mengapa Memperingati Haul Ulama? *

Memperingati haul (hari wafat) seorang ulama adalah sebuah tradisi yang amat sangat mulia dan harus dilestarikan serta dikembangkan. Pasalnya, memperingati hari wafat seorang ulama sesungguhnya menunjukkan bahwa ulama tersebut meskipun bertahun-tahun telah pergi meninggalkan kita, ia tak kunjung pergi dari lubuk hati kita.

Selain itu, memperingati haul seorang ulama juga merupakan sikap syukur dan bahagia kita atas sebuah nikmat tiada tara yang telah diraih ulama tersebut di hari wafatnya. Yang diraih ketika itu tentunya adalah sebuah perjumpaan dengan Allah Swt. dengan sepenuh ridho dan cinta serta perolehan derajat yang bertambah tinggi di sisi-Nya.

Hidup di dunia ini tak ubahnya dengan memasuki sebuah ruang ujian, maka keluar dari dunia (wafat) tak ubahnya dengan keluar dari ruang ujian. Ada yang keluar dalam keadaan sedih dan kesal karena tak mampu menjawab/menghadapi ujian dengan baik dan benar. Ada pula yang keluar dalam keadaan bergembira penuh keceriaan karena berhasil menuntaskan ujian dengan sebaik-baiknya. Nah, bagi para ulama, hari wafat adalah hari kemenangan, di mana ketika itu mereka sangat bergembira ria karena telah berhasil menyelesaikan ujian di dunia dengan sangat baik dan benar, sehingga keluar darinya dalam keadaan meraih predikat (derajat) yang setinggi-tingginya. Dengan demikian, patutlah kiranya hari kemenangan tersebut diperingati dan dirayakan agar kita pun turut bergembira dan bersyukur, sebagai salah satu bukti cinta kita kepada para kekasih sejati-Nya.

_____________________________

* Disampaikan dalam acara Pembukaan Daurah Ilmiyah MDQH NW Pancor dalam rangka memperingati Haul TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid (Pendiri NW) di Musholla al-Abror Pancor Lombok Timur pada tanggal 20 Januari 2019.