Kurma di Musim Dingin? *

Kerap kita dengar bahwa Nabi Isa As. tidak benar dilahirkan di musim dingin karena pada waktu itu Siti Maryam bersandar ke pohon kurma lalu diperintahkan Allah untuk menggoyang pohon tersebut sehingga kurma-kurma matangnya gugur ke arah beliau. Sebagaimana diketahui, kurma hanya tumbuh lalu matang di musim panas dan bukan di musim dingin. Itulah yang dijadikan alasan bahwa kelahiran Nabi Isa pada akhir Desember atau awal Januari adalah salah kaprah, sehingga tidak tepat memperingati kelahiran beliau pada saat-saat tersebut. Lalu apa tanggapan para ulama terkait masalah ini?.

Cukup beragam pendapat para ilmuwan dan sejarawan dalam menyikapi dan memecahkan tanda tanya maupun tanda seru semacam ini. Yang paling unik dan menarik perhatian adalah penjelasan Syekh Ali Jum’ah, ulama terkemuka al-Azhar, guru besar ushul fiqh bermazhab Syafi’i, sekaligus Mufti Mesir selama satu dekade, yakni sejak tahun 2003 hingga 2013. Beliau menerangkan bahwa semenjak Siti Maryam mengandung Nabi Isa As. acapkali beliau merasakan ketakutan dan kesedihan karena tidak pernah menikah maupun bergaul dengan lelaki manapun. Rasa malu pun cukup berat ditanggung beliau. Maka Allah Swt. menghibur hati beliau dengan menganugerahkan beraneka buah-buahan yang tidak bertepatan dengan musimnya. Sehingga, Siti Maryam dapat menikmati buah-buahan musim dingin di saat musim panas dan buah-buahan musim panas di saat musim dingin. Karunia luar biasa itulah yang membuat Nabi Zakaria bertanya-tanya setiap kali menemui buah-buahan tersebut di kediaman Siti Maryam. Dan Siti Maryam pun dengan tenang menjawab: “Semua ini dari Allah. Sesungguhnya Allah kuasa memberi rezeki kepada siapa saja tanpa perhitungan.” (QS. Ali Imran: 37)

Syekh Ali Jum’ah menjelaskan, jikalau hiburan luar biasa tersebut dikaruniakan Allah di saat Siti Maryam hamil dalam kesendirian, maka lebih-lebih di saat beliau hendak/usai melahirkan dalam kesakitan. Bayangkan saja, Siti Maryam mengadu kesakitan: “Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti nan terlupakan.” (QS. Maryam: 23) Ketika itu Allah Swt. mengaruniakan pohon kurma beserta buah-buahnya yang telah matang dan siap dinikmati manisnya. Padahal, ketika itu tengah musim dingin dan bukan musim panas.

Karamah yang tidak kalah luar biasa adalah, dalam keadaan lemah karena habis melahirkan Siti Maryam mampu menggugurkan kurma-kurma yang masih melekat di atas hanya dengan menggoyang pohonnya. Normalnya, buah kurma tidak mudah gugur hanya dengan menggoyang pohonnya begitu saja, apalagi digoyang oleh gadis lemah yang tengah galau, sakit nan gundah gulana.

Sesudah Nabi Isa lahir pun hiburan Allah masih berlanjut, yakni Nabi Isa dibuat berbicara di detik-detik baru saja keluar dari rahim sang ibu termulia. Betapa sayangnya Allah kepada Bunda Maryam tercinta.

Berdasarkan ulasan ulama terkemuka sekaliber Syekh Ali Jum’ah di atas, maka tidaklah mustahil bila Nabi Isa memang terlahir di musim dingin, berapapun tanggalnya. Adapun soal pohon kurma, maka itulah kekuasaan Allah dan pemuliaan-Nya kepada hamba-hamba kesayangan-Nya.

Rasulullah Saw. pernah menjumpai orang-orang Yahudi tengah menjalani puasa di hari Asyura’ (10 Maharram), lalu mereka pun ditanya tentang latar belakang puasa mereka tersebut, dan mereka menjawab: “Pada hari seperti ini, Musa diselamatkan dari Fir’aun, dan kami berpuasa untuk memuliakannya.” Maka Rasulullah Saw. membalas: “Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian.” (HR. Abu Daud) Lalu beliaupun mengajak umat Islam untuk berpuasa di hari yang sama setiap tahunnya.

Dengan demikian, apabila umat Kristiani memperingati kelahiran (maulid) Sang Isa untuk memuliakan beliau, maka kita (umat Islam) pantas berkata kepada mereka: “Kami lebih berhak atas Baginda Isa daripada kalian.” Wallahu A’lam.

_______________________

* Disampaikan di kampus MDQH NW (pagi) dan Masjid Besar at-Taqwa (malam) Pancor Lombok Timur pada tanggal 25 Desember 2018. Disampikan pula di Musholla al-Abror Pancor pada 30 Desember 2019.