Sampai saat ini, masih saja terdengar dari sebagian mereka bahwa seluruh bid’ah -tanpa kecuali- adalah sesat dan menjerumuskan ke neraka. Lebih-lebih dalam urusan ibadah kepada Allah, perbuatan bid’ah semakin disesatkan. Padahal, dalam Shahih Bukhari diriwayatkan bahwa suatu ketika di saat Rasulullah Saw. tengah mengimami shalat, beliau mengucapkan tatkala bangun dari ruku’: “Sami’allahu liman hamidah.” Tiba-tiba seorang ma’mum membalas dengan ucapan: “Rabbbana wa lakal hamdu hamdan katsiran thayyiban mubarakan fih.” Seusai shalat, Rasulullah bertanya: “Siapakah yang mengucapkannya?” Ma’mum itu menjawab: “Saya.” Lalu beliau bersabda: “Aku melihat tiga puluh sekian malaikat berlomba-lomba mencatat ucapan tersebut.”
Dari hadits shahih di atas, dapat diketahui bahwa apa yang diucapkan sahabat (ma’mum) tersebut -di dalam shalat- tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw. sehingga perbuatan tersebut merupakan perkara bid’ah yang nyata dilakukan dalam urusan ibadah yakni shalat sebagai rukun kedua dalam Islam. Akan tetapi, bid’ah tersebut justru mendapatkan sanjungan spesial dari Rasulullah Saw. bahkan berhasil menarik reaksi heboh dari tiga pulahan malaikat pencatat kebaikan. Artinya, bid’ah tersebut tidak sekedar bid’ah hasanah, melainkan bid’ah very very hasanah yang sudah ada dan telah dicontohkan sejak zaman Rasulullah Saw.
_______________________
* Disampaikan dalam kajian Shahih Bukhari kitab 16 bab 34 hadits 766 halaman 275 (terbitan Dar Ibnu Katsir Damaskus) di Pondok Pesantren Nurul Islam Sakra Lombok Timur pada tanggal 6 Juli 2018.