Apa kesamaan dan perbedaan antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Nahdlatul Wathan (NW)?. Demikian pertanyaan yang dilontarkan oleh salah seorang mahasiswi Universitas Darussalam Gontor Ponorogo dalam acara dialog bersama Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) dengan tema “Mengkaji Manhaj NW serta Pengaruh dan Kontribusinya dalam Mengubah Pola Pikir dan Tata Cara Beragama Masyarakat Lombok” pada tanggal 14 Januari 2017 di Pancor Lombok Timur NTB.
Selaku narasumber, penulis katakan bahwa NW -dari namanya- lebih nasionalis daripada NU. Pasalnya, yang dibangkitkan oleh NU adalah para ulama alias tokoh-tokoh agama Islam saja, sementara yang dibangkitkan oleh NW adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan segenap warganya dan dari berbagai agama, baik masyarakat jelata maupun pemuka-pemukanya. Artinya, TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid sejak mendirikan ormasnya dan menamainya dengan Nahdlatul Wathan (kebangkitan Tanah Air), secara tidak langsung menanamkan di dalam sanubari para pengikut dan warganya nilai-nilai nasionalisme yang setinggi-tingginya.
Meskipun, NU dan NW sama-sama menganut apa yang dianut oleh para penebar kasih sayang di muka bumi, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), sehingga mampu mewujudkan tata cara beragama yang lebih toleran (lakum dinukum wa liya din), moderat (ummatan wasatha), inklusif (rahmatan lil ‘alamin) dan menjunjung tinggi multikulturalisme (syu’uban wa qaba’ila li ta’arafu) serta nasionalisme (hubbul wathan minal iman). Wallahu A’lam.