Dalam bahasa Arab, hizib bermakna pasukan. Sehingga, hizib para wali yang senantiasa dibaca/diamalkan oleh umat Islam, misalnya Hizib Nahdlatul Wathan himpunan TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid, diartikan sebagai himpunan doa yang digubah oleh pasukan para wali. Hakikatnya adalah mengamalkan perintah Allah untuk selalu berdoa. Juga mengamalkan perintah Rasulullah Saw. di mana beliau menegaskan bahwa doa adalah otaknya ibadah dan senjatanya orang mukmin. Yang namanya otak, walau semua badan sehat tapi otaknya lemah, maka sia-sia lah badannya. Apalagi kalau otaknya tidak waras alias gila, maka seluruh badannya tidak akan berguna. Sebaliknya, apabila sebagian anggota badan lemah atau bahkan cacat, namun otaknya cerdas dan encer, maka pasti banyak memberikan manfaat kepada orang lain. Begitulah doa sebagai otak ibadah, walaupun semua jenis ibadah telah dilakukan, jika doa dan munajatnya kepada Allah masih lemah, maka semua ibadah itu belum dikatakan bagus atau bahkan berguna.
Akan tetapi mengapa harus berdoa dengan hizib?. Allah Swt. sendiri telah memerintahkan kita untuk mengikuti petunjuk orang-orang shalih. Maka berdoa dengan hizib adalah hakikatnya mengamalkan perintah Allah, yakni mengikuti petunjuk orang-orang shalih dalam berdoa atau bermunajat kepada Allah Swt. Di dalam Hizib Nahdlatul Wathan, misalnya, terhimpun sejumlah doa dan shalawat mulia, semisal shalawat al-Fatih yang diajarkan oleh Syekh Ahmad at-Tijani, shalawat Thib al-Qulub yang diajarkan oleh Syekh Ahmad ad-Dardir dan lain-lain. Mereka adalah para wali yang sangat dekat kepada Allah dan terkabul doanya serta memiliki kepandaian ganda dalam seni bermunajat kepada-Nya. Sehingga, apabila doa dikatakan sebagai senjata orang mukmin, maka hizib adalah seampuh-ampuh dan setajam-tajam senjata yang dirakit sedemikian rupa oleh para wali Allah sehingga mampu menembus semua langit lalu mendatangkan kemenangan serta kegemilangan yang tiada tara.
____________________________________
* Disampaikan di kediaman TGH. Mahalli Fikri di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Narmada Lombok Barat pada tanggal 27 Agustus 2016.